Kamis, 24 Mei 2012

GURU SBK MTS SE DIY PELATIHAN DI “ TIO CRAF ” KULONPROGO

32 Guru Seni Budaya dan Keterampilan MTs SE DIY yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SBK MTs Kemenag Provinsi DIY mengadakan pelatihan di pusat kerajinan  “ Tio Craf ” di Watu Kodok Pedukuhan Wareng Donomulyo Nanggulan Kulonprogo, Kamis, 24 Mei 2012.
Menurut Drs. Sutanto selaku Ketua MGMP SBK MTs DIY didampingi Tri Wiyono, S.Pd selaku Ketua MGMP SBK MTs Kulonprogo, menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan  ini merupakan rangkaian program kerja Pengurus MGMP SBK yang bertujuan untuk lebih mengetahui potensi daerah di wilayah DIY khususnya Kabupaten Kulonprogo serta memberikan bekal keterampilan kepada guru SBK untuk dapat menyerap berbagai informasi di pusat kerajinan ini serta dapat meneruskan kepada peserta didiknya di masing masing madrasah. Guru SBK hendaknya tak hanya menguasai teori semata, namun harus dapat memanfaatkan potensi lingkungan madrasahnya untuk dapat membekali peserta didiknya.

Owner “Tio Craf” Agus Bambang Listio didampingi istrinya Isti Purwaningsih menjelaskan Limbah berupa kertas bekas tabloid bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan anyaman yang menarik. Bahkan pangsa pasar utamanya ekspor ke Amerika dan negara-negara Eropa. Semangat memanfaatkan ulang (reuse) limbah menjadi usaha produktif itu sudah dijalaninya sejak tahun 2000. Semula dia lebih banyak memanfaatkan bahan-bahan serat alam untuk membuat beragam produk kerajinan. Mulai pertengahan 2007, dia menciptakan anyaman kertas, untuk penutup lampu, lampion, tempat buah, hingga beberapa boks dengan memanfaatkan limbah kertas tabloid sebagai bahan baku.
"Untuk bahan baku serat alam berupa daun-daunan seperti daun gebang, mendong, dan gedebog pisang kalau musim penghujan susah didapat. Sehingga terfikir untuk memanfaatkan kertas tabloid, kebetulan di Yogyakarta sendiri bahan itu banyak," ujar Tio. Beberapa bahan baku ia datangkan dari Jawa Timur dan Jawa Barat.
Dalam pemilihan bahan baku limbah kertas, Tio memiliki empat alternative pilihan. Yakni, kertas Koran, yang berformat tabloid, majalah, dan kertas sak semen. Namun dari keempatnya yang paling diminati buyer adalah kertas tabloid. Jenis kertas itu memang lebih menarik dijadikan bahan kerajinan anyaman, karena lebih cerah dan berwarna.
            Kepala MTsN Donomulyo Drs. Najmudin, M.Pd.I yang turut mendampingi kegiatan tersebut merasa bangga bahwa kawasan Donomulyo dipilih sebagai arena pelatigan guru SBK se DIY, ia yakin kegiatan ini akan memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat donomulyo dan khusus bagi madrasahnya.
Dalam pelatihan tersebut para guru didampingi langsung oleh karyawan Tio Craf dalam membuat bahan setengah jadi berupa tas yang banyak digemari pangsa Amerika dengan alasan ramah lingkungan. Tas-tas tersebut dipakai sebagai tempat belanja di Amerika. Kerangka tas dari besi kecil yang sudah dibentuk sedemikian rupa, kemudian dibalut dengan kertas yang sudah dipotong kecil kecil. Langkah berikutnya adalah melilitkan kertas yang didalamnya diberi mending sampai kerangkanya penuh. Memang butuh kesabaran dan ketelitian dalam membuat barang kerajinan ini, dan untuk tiap tas ini, tenaga  lepas yang tersebar di donomulyo dan sekitarnya dihargai 3 ribu rupiah. Untuk tenaga yang sudah terbiasa, sehari bisa menghasilkan 3 s.d 5 tas, dan untuk finishingnya dilakukan di Tio Craf.

Diakhir pertemuan disampaikan agenda pertemuan Juli mendatang adalah pelatihan Batik Nyamplung di Imogiri Bantul.

GURU SBK MTS SE DIY PELATIHAN DI “ TIO CRAF ” KULONPROGO

32 Guru Seni Budaya dan Keterampilan MTs SE DIY yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SBK MTs Kemenag Provinsi DIY mengadakan pelatihan di pusat kerajinan  “ Tio Craf ” di Watu Kodok Pedukuhan Wareng Donomulyo Nanggulan Kulonprogo, Kamis, 24 Mei 2012.
Menurut Drs. Sutanto selaku Ketua MGMP SBK MTs DIY didampingi Tri Wiyono, S.Pd selaku Ketua MGMP SBK MTs Kulonprogo, menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan  ini merupakan rangkaian program kerja Pengurus MGMP SBK yang bertujuan untuk lebih mengetahui potensi daerah di wilayah DIY khususnya Kabupaten Kulonprogo serta memberikan bekal keterampilan kepada guru SBK untuk dapat menyerap berbagai informasi di pusat kerajinan ini serta dapat meneruskan kepada peserta didiknya di masing masing madrasah. Guru SBK hendaknya tak hanya menguasai teori semata, namun harus dapat memanfaatkan potensi lingkungan madrasahnya untuk dapat membekali peserta didiknya.

Owner “Tio Craf” Agus Bambang Listio didampingi istrinya Isti Purwaningsih menjelaskan Limbah berupa kertas bekas tabloid bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan anyaman yang menarik. Bahkan pangsa pasar utamanya ekspor ke Amerika dan negara-negara Eropa. Semangat memanfaatkan ulang (reuse) limbah menjadi usaha produktif itu sudah dijalaninya sejak tahun 2000. Semula dia lebih banyak memanfaatkan bahan-bahan serat alam untuk membuat beragam produk kerajinan. Mulai pertengahan 2007, dia menciptakan anyaman kertas, untuk penutup lampu, lampion, tempat buah, hingga beberapa boks dengan memanfaatkan limbah kertas tabloid sebagai bahan baku.
"Untuk bahan baku serat alam berupa daun-daunan seperti daun gebang, mendong, dan gedebog pisang kalau musim penghujan susah didapat. Sehingga terfikir untuk memanfaatkan kertas tabloid, kebetulan di Yogyakarta sendiri bahan itu banyak," ujar Tio. Beberapa bahan baku ia datangkan dari Jawa Timur dan Jawa Barat.
Dalam pemilihan bahan baku limbah kertas, Tio memiliki empat alternative pilihan. Yakni, kertas Koran, yang berformat tabloid, majalah, dan kertas sak semen. Namun dari keempatnya yang paling diminati buyer adalah kertas tabloid. Jenis kertas itu memang lebih menarik dijadikan bahan kerajinan anyaman, karena lebih cerah dan berwarna.
            Kepala MTsN Donomulyo Drs. Najmudin, M.Pd.I yang turut mendampingi kegiatan tersebut merasa bangga bahwa kawasan Donomulyo dipilih sebagai arena pelatigan guru SBK se DIY, ia yakin kegiatan ini akan memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat donomulyo dan khusus bagi madrasahnya.
Dalam pelatihan tersebut para guru didampingi langsung oleh karyawan Tio Craf dalam membuat bahan setengah jadi berupa tas yang banyak digemari pangsa Amerika dengan alasan ramah lingkungan. Tas-tas tersebut dipakai sebagai tempat belanja di Amerika. Kerangka tas dari besi kecil yang sudah dibentuk sedemikian rupa, kemudian dibalut dengan kertas yang sudah dipotong kecil kecil. Langkah berikutnya adalah melilitkan kertas yang didalamnya diberi mending sampai kerangkanya penuh. Memang butuh kesabaran dan ketelitian dalam membuat barang kerajinan ini, dan untuk tiap tas ini, tenaga  lepas yang tersebar di donomulyo dan sekitarnya dihargai 3 ribu rupiah. Untuk tenaga yang sudah terbiasa, sehari bisa menghasilkan 3 s.d 5 tas, dan untuk finishingnya dilakukan di Tio Craf.

Diakhir pertemuan disampaikan agenda pertemuan Juli mendatang adalah pelatihan Batik Nyamplung di Imogiri Bantul.

Jumat, 16 Maret 2012

Kunjungan Kerajinan Uikr Batu Gunungkidul

 35 Guru Seni Budaya dan Keterampilan MTs SE DIY yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SBK MTs Kemenag Provinsi DIY mengunjungi Kerajinan Ukir Batu “ Mountain Stone” di Bolodukuh Sidorejo Ponjong Gunungkidul, Kamis, 8 Februari 2012.
Menurut Drs. Sutanto selaku Ketua MGMP SBK MTs DIY, kegiatan kunjungan ini merupakan rangkaian program kerja Pengurus MGMP SBK untuk lebih mengetahui potensi daerah di wilayah DIY khususnya Kabupaten Gunungkidul yang  terkenal dengan potensi alamnya berupa aneka bebatuan, maka dilakukan kunjungan ini.















Kunjungan langsung diterima oleh owner “Mountain Stone” DR. Ngadiman SA, B.Sc. Menurut Ngadiman ia merupakan orang pertama yang berkiprah di kerajinan ukir batu  sejak tahun 1968 di Gunungkidul. Ia melanglang sampai Cirebon, tulungagung untuk menggali informasi dan pengalaman tentang kerajinan batu. Untunglah ilmu yang dipelajarinya waktu kuliah di Geologi turur membantunya dalam mengelola batu. Di awal rintisannya ia mendatangkan 5 tenaga ahli dari Tulungagung untuk melatih di sentra kerajinannya, dan sekarang ia memiliki 16 pekerja tetap dan 260 orang yang bekerja dari rumah masing-masing yang kebanyakan ibu rumah tangga. Berkat kegigihannya, masyarakat yang dulunya kebanyakan lulusan SMP sekarang sebagian besar sudah lulusan sarjana.
Untuk Batu yang dipakai sebagai bahan baku tidak hanya murni dari Gunungkidul, namun juga didatangkan dari Cirebon, Flores, Tulungagung. Sedangkan produknya sudah menyebar secara lokal, nasional maupun internasional, seperti Malaysia, Singapura, Belgia, Saudi Arabia, Brunei. Selain di Ponjong, ia juga membuka kantor di Bali, Sleman, Riau bahkan di Singapura.
          


   Usai kunjungan dilanjutkan sosialisasi program kerja MGMP SBK MTs Kemenag Provinsi DIY tahun 2012 di Kampung Wisata Kuliner Pedukuhan Simo  Ponjong disertai diskusi terkait peningkatan peran MGMP. Turut hadir Ketua Kelompok Kepala MTs Kabupaten Gunungkidul Drs. Budi Priyono, MA dan Ketua MGMP Seni Budaya MTs Gunungkidul H. Mahmud Ali, MA. Pertemuan dihibur orgen tunggal guru seni Musik MTsN Wonosari Agus Suryanto, S.Pd.
Diakhir pertemuan disampaikan agenda pertemuan Mei mendatang adalah pelatihan kerajinan bahan daur ulang di Kulonprogo.





Jumat, 24 Februari 2012

BALAI BESAR BATIK “ Beri Apresiasi “ Guru SBK MTs Se Bantul BALAI BESAR BATIK “ Beri Apresiasi “ Guru SBK MTs Se Bantul

 Balai Besar Kerajinan & Batik (BBKB) Yogyakarta memberikan apresiasi yang tinggi kepada Guru Seni Budaya & Keterampilan (SBK) MTs se Kabupaten Bantul yang berhasil mengadakan pelatihan membatik di “Rizka Batik” Donoloyo Tamanan Banguntapan. Hal tersebut disampaikan Dwi Suheryanto salah satu peneliti dari BBKB Yogyakarta yang menyaksikan langsung proses pelatihan. Lembaganya siap menjadi mitra MGMP SBK MTs Bantul dalam mengadakan berbagai kegiatan yang berkenaan dengan Kerajinan dan Batik. Sebab BBKB Yogyakarta merupakan satu-satunya lembaga di Indonesia di bawah Kementerian Perindustrian dan Perdagangan memiliki salah satu fungsi melaksanakan pelayanan jasa teknis bidang teknologi bahan baku, bahan pembantu, proses, produk, peralatan, dan pelaksanaan pelayanan dalam bidang penelitian teknis, konsultasi alih teknologi, rancang bangun dan perekayasaan industri, Inkubasi dan penanggulangan pencemaran industri. “ Kami persilakan. Kalau guru SBK MTs Bantul mau berkunjung, mengadakan kegiatan dan pameran, kita bantu”, sambung Dwi Suheryanto.
Sementara itu, H. Mulyorejoso, S.Pd didampingi Drs. Sutanto (Ketua dan Wakil Ketua MGMP SBK MTs Se Bantul) merasa bangga dengan kunjungan dan terbukanya pintu kemitraan dengan Balai Besar Kerajinan & Batik (BBKB) Yogyakarta, ia akan mengagendakan untuk melakukan kunjungan untuk melihat secara lebih dekat BBKB Yogyakarta tersebut untuk ditelaah kemungkinan kemitraan yang bisa dijalin dalam rangka mengembangkan MGMP SBK MTs di wilayah Kabupaten Bantul. Pelatihan yang digelar Kamis, 23 Februari 2012 ini, merupakan kelanjutan dari pelatihan sebelumnya yang telah berlangsung Kamis, 9 Februari 2012 dan diikuti oleh guru SBK MTs baik negeri maupun swasta se Bantul mulai jam 9 pagi langsung didampingi Kasnari selaku pengelola Rizka Batik. Para peserta mulai melakukan pewarnaan dengan menggunakan canting maupun dengan pencoletan pada motif yang telah dibuat sesuai dengan kereasi masing-masing. Selesai pewarnaan kain dijemur di terik matahari untuk selanjutnya dilakukan penguncian warna dengan memasukkan kain ke dalam larutan Hcl. Kemudian bisa langsung dilakukan pewarnaan seluruh kain atau bisa juga diblok dulu dengan malam. Setelah merasa mantap dengan pilihan warna, kain di masukkan pada cairan indigosol, diangin-anginkan, dimasukkan cairan Hcl lagi dan dicuci dengan air bersih. Dipilihnya cairan Hcl karena cairan ini berfungsi untuk memunculkan dan mencerahkan warna. Proses terakhir adalah melakukan pelorodan dengan memasukkan kain ke air panas. Meski bersimbah keringat dan melelahkan karena harus penuh konsentrasi namun semua peserta pelatihan merasa puas dapat menyelesaikan karyanya.



Kamis, 09 Februari 2012

GURU SBK MTs Se Bantul “ PRAKTEK MEMBATIK “

Guru Seni Budaya & Keterampilan (SBK) MTs se Kabupaten Bantul terus berupaya mengembangkan diri dan meningkatkan ketrampilan personal. Salah satu upaya upaya yang dilakukan adalah dengan mengadakan praktek membatik di  dusun Donoloyo Tamanan Banguntapan.

Pelatihan diselenggarakan oleh MGMP SBK MTs Se Bantul, berlangsung Kamis, 9 Februari 2012 diikuti oleh guru SBK MTs se Bantul mulai jam 9 pagi.
Pelatihan diawali dengan penjelasan langsung dari Kasnari selaku pengelola “Rizka Batik” dilanjutkan dengan praktek langsung membuat syal dengan teknik batik cap. Langkah pembuatan  dilakukan dengan memilih motif yang sudah tersedia. Kasnari merupakan sosok pengrajin batik yang sudah menggeluti batik sejak tahun 70-an dibantu putra dan beberapa karyawannya, namun untuk perkembangan produknya tergantung pada pesanan.
Menurut Kasnari proses membuat batik diawali dengan penyiapan bahan, pemilihan pola yang dimaui, pewarnaan ( bisa dengan pencelupan atau pencoletan), mbironi yang berguna untuk menutup sebagian motif yang diinginkan) dan selanjutnya adalah pelorotan. Untuk alas mengecap ada beberapa lapis yaitu : plastic kaca/tahan api, kertas semen, kain selimut/mori, kain sprei/ karpet, plastik 0,5, dan sekam padi/ busa 7-10 cm. Menyinggung tentang harga untuk 1 bahan kain berkisar 70-120 ribu, tergantung dari jenis kain yang dipakai dan jumlah warnanya.
Semua guru yang melakukan praktek merasa senang, karena tidak terlalu banyak teori yang diberikan sebagaimana pelatihan pada umumnya, namun penjelasan langsung praktek dengan dilakukan pendampingan, sehingga apabila terjadi hal yang kurang pas langsung dibetulkan yang semestinya. Termasuk ketika mengecap kondisi “malam-nya” suhunya harus sedang tak boleh terlalu panas tak boleh terlalu dingin agar hasilnya bagus.
Pelatihan MGMP SBK MTs se Bantul di Donoloyo ini sudah meruapakan kegiatan yang ke 2 kalinya diselengarakan, setelah pada 26 Januari 2012 melakukan Lesson Study di MTsN Piyungan.  Dan untukkegiatan ke 3 nya, akan digelar Kamis 23 Februari 2012 untuk melakukan pewarnaan dan pelorodan di Donoloyo ini.

Kamis, 02 Februari 2012

GURU SBK MTS DIY “ AUDENSI KE KANWIL KEMENAG DIY ”

Guru Seni Budaya dan Keterampilan MTs se DIY yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata pelajaran (MGMP) yang diwakili Ketua Drs. Sutanto (MTsN Pundong) dan sekretaris Ahmad Mutahid, S.Pd (MTsN Piyungan) melakukan  audensi, Kamis, 2 Pebruari 2012 di Kanwil Kemenag Provinsi DIY, diterima oleh Kepala Seksi Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Bidang Mapenda Drs. H. Ahmad Khamim, M.Pd.I.
Dalam audensi tersebut disampaikan laporan tentang terbentuknya MGMP SBK MTs melalui 2 kali pertemuan, pertemuan pertama di MTsN Giriloyo 12 Januari 2012, dan disempurnakan dengan pertemuan kedua di MTsN Piyungan 26 Januari 2012, yang menghasilkan kepengurusan masa bhakti 2012 – 2016, Ketua 1. Drs. Sutanto ( MTsN Pundong Bantul ) Ketua 2. Tri Wiyono, S.Pd ( MTsN Donomulyo Kulonprogo ) Sekretaris 1. Ahmad Mutahid, S.Pd ( MTsN Piyungan Bantul ) Sekretaris 2. Ayu Dewi Widowati, S.Pd ( MTsN  Yogyakarta II ) Bendahara 1. Umi Sulthonah, S.Pd ( MTsN Ponjong Gunungkidul ) Bendahara 2. Dra. Heni Susilaningsih ( MTsN Bantul Kota ) dan dilengkapi bidang humas, bidang umum, bidang kegiatan. Pengurus yang sudah terbentuk tersebut dimohonkan untuk dapat diterbitkan dalam Surat Keputusan agar memiliki payung hukum untuk jalannya organisasi.
Drs. H. Ahmad Khamim, M.Pd.I. menyambut baik kedatangan pengurus dan berjanji akan segera menindak lanjutinya dengan penerbitan SK oleh Kepala Kanwil Kemenag Provinsi DIY. Menurutnya, Sesuai dengan KMA Nomor 373 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata kerja Kantor Wilayah Kementerian Agama dan Kankemenag Kabupaten/Kota Pasal 31 tugas pokok Bidang Mapenda adalah melaksanakan pelayanan dan bimbingan di bidang penyelenggaraan pendidikan pada madrasah dan pendidikan agama Islam pada sekolah umum serta sekolah luar biasa. Bidang Mapenda menjalankan dua fungsi penjabaran kebijakan teknis di bidang kurikulum, ketenagaan dan kesiswaan, sarana, kelembagaan dan ketatalaksanaan serta supervisi dan evaluasi pendidikan pada madrasah, dan pendidikan agama Islam pada sekolah umum serta sekolah luar biasa, serta penyiapan bahan-bahan bimbingan dan pelaksanaan pelayanan di bidang penyelenggaraan pendidikan pada madrasah aliyah, dan pendidikan agama Islam pada sekolah umum menengah tingkat atas serta sekolah luar biasa. Maka Mapenda selalu terbuka menerima kunjungan dari guru maupun pengurus MGMP untuk berkomunikasi dan konsultasi tentang segala hal yang berkait dengan kemajuan pendidikan di lingkungan Kanwil Kemenag DIY.
Mapenda juga akan selalu menyampaikan informasi-informasi terkait dengan kegiatan guru bidang studi melalui pengurus MGMP agar tercapai kemitraan dan hubungan yang harmonis. Selanjutnya Drs. H. Ahmad Khamim, M.Pd.I. menyarankan kepada pengurus yang telah terbentuk untuk segera menyusun rencana kegiatan selama tahun 2012 dan kegiatan pelatihan/workshop untuk segera dikumpulkan di Bidang Mapenda paling lambat 18 Februari 2012.

GURU SBK MTS DIY “ AUDENSI KE KANWIL KEMENAG DIY ”

Guru Seni Budaya dan Keterampilan MTs se DIY yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata pelajaran (MGMP) yang diwakili Ketua Drs. Sutanto (MTsN Pundong) dan sekretaris Ahmad Mutahid, S.Pd (MTsN Piyungan) melakukan  audensi, Kamis, 2 Pebruari 2012 di Kanwil Kemenag Provinsi DIY, diterima oleh Kepala Seksi Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Bidang Mapenda Drs. H. Ahmad Khamim, M.Pd.I.
Dalam audensi tersebut disampaikan laporan tentang terbentuknya MGMP SBK MTs melalui 2 kali pertemuan, pertemuan pertama di MTsN Giriloyo 12 Januari 2012, dan disempurnakan dengan pertemuan kedua di MTsN Piyungan 26 Januari 2012, yang menghasilkan kepengurusan masa bhakti 2012 – 2016, Ketua 1. Drs. Sutanto ( MTsN Pundong Bantul ) Ketua 2. Tri Wiyono, S.Pd ( MTsN Donomulyo Kulonprogo ) Sekretaris 1. Ahmad Mutahid, S.Pd ( MTsN Piyungan Bantul ) Sekretaris 2. Ayu Dewi Widowati, S.Pd ( MTsN  Yogyakarta II ) Bendahara 1. Umi Sulthonah, S.Pd ( MTsN Ponjong Gunungkidul ) Bendahara 2. Dra. Heni Susilaningsih ( MTsN Bantul Kota ) dan dilengkapi bidang humas, bidang umum, bidang kegiatan. Pengurus yang sudah terbentuk tersebut dimohonkan untuk dapat diterbitkan dalam Surat Keputusan agar memiliki payung hukum untuk jalannya organisasi.
Drs. H. Ahmad Khamim, M.Pd.I. menyambut baik kedatangan pengurus dan berjanji akan segera menindak lanjutinya dengan penerbitan SK oleh Kepala Kanwil Kemenag Provinsi DIY. Menurutnya, Sesuai dengan KMA Nomor 373 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata kerja Kantor Wilayah Kementerian Agama dan Kankemenag Kabupaten/Kota Pasal 31 tugas pokok Bidang Mapenda adalah melaksanakan pelayanan dan bimbingan di bidang penyelenggaraan pendidikan pada madrasah dan pendidikan agama Islam pada sekolah umum serta sekolah luar biasa. Bidang Mapenda menjalankan dua fungsi penjabaran kebijakan teknis di bidang kurikulum, ketenagaan dan kesiswaan, sarana, kelembagaan dan ketatalaksanaan serta supervisi dan evaluasi pendidikan pada madrasah, dan pendidikan agama Islam pada sekolah umum serta sekolah luar biasa, serta penyiapan bahan-bahan bimbingan dan pelaksanaan pelayanan di bidang penyelenggaraan pendidikan pada madrasah aliyah, dan pendidikan agama Islam pada sekolah umum menengah tingkat atas serta sekolah luar biasa. Maka Mapenda selalu terbuka menerima kunjungan dari guru maupun pengurus MGMP untuk berkomunikasi dan konsultasi tentang segala hal yang berkait dengan kemajuan pendidikan di lingkungan Kanwil Kemenag DIY.
Mapenda juga akan selalu menyampaikan informasi-informasi terkait dengan kegiatan guru bidang studi melalui pengurus MGMP agar tercapai kemitraan dan hubungan yang harmonis. Selanjutnya Drs. H. Ahmad Khamim, M.Pd.I. menyarankan kepada pengurus yang telah terbentuk untuk segera menyusun rencana kegiatan selama tahun 2012 dan kegiatan pelatihan/workshop untuk segera dikumpulkan di Bidang Mapenda paling lambat 18 Februari 2012.